Mesin CPB

mesin yang mengambil alih fungsi jantung dan paru selama operasi berlangsung

SpBTKV

spesialis bedah toraks, kardio dan vaskular

SpBTKV

spesialisasi menangani kelainan-kelainan organ di rongga toraks (dada)

operasi yang membuka bagian dalam dari jantung

untuk kasus-kasus penggantian atau perbaikan katup jantung,

dan perbaikan atau penutupan defek pada sekat jantung

Tuesday, December 25, 2012

KELAINAN PEMBULUH DARAH BESAR (AORTA)

oleh: dr. Antonius Sarwono Sandi Agus dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)


Kelainan yang terjadi di pembuluh darah besar (aorta) diidentifikasi sebagai aneurisma aorta.

Aneurisma aorta thorakalis dapat melibatkan satu atau lebih segmen aorta (akar aorta, aorta ascenden, arkus aorta, atau aorta descenden) dan diklasifikasikan sesuai gambar di bawah ini.
Anatomi Aorta Thorakalis
Enam puluh persen (60%) dari aneurisma aorta torakalis melibatkan akar aorta dan / atau aorta ascenden, 40% melibatkan aorta descenden, 10% melibatkan arkus aorta, dan 10% melibatkan aorta thoracoabdomina (dengan melibatkan > 1 segmen). 

PENYEBAB

Penyebab, perjalanan penyakit, dan pengobatan aneurisma torakalis berbeda untuk masing-masing segmen.

Aneurisma aorta ascending paling sering muncul diakibatkan karena degenerasi kistik medial, yang muncul secara histologis sebagai sel otot halus yang putus dan serat elastis yang mengalami degenerasi. Degenerasi medial ini menyebabkan melemahnya dinding aorta yang menghasilkan dilatasi dari aorta dan membentuk aneurisma. Ketika aneurisma tersebut melibatkan akar aorta, yang secara anatomis sering disebut sebagai annuloaortic ectasia. Degenerasi cystic medial ini terjadi biasanya sampai batas tertentu sesuai proses penuaan, namun proses ini dipercepat dengan adanya penyakit hipertensi.

Lihat juga:

  1. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Trauma
  2. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Diseksi Aorta
  3. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Aterosklerosis
  4. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Sindrom Marfan

KELAINAN PEMBULUH DARAH BESAR (AORTA) - TRAUMA

oleh: dr. Antonius Sarwono Sandi Agus dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Cedera trauma nonpenetrating pada aorta biasanya terjadi sebagai hasil dari cedera deselerasi.

Paling sering, trauma tersebut merupakan hasil dari transeksi parsial atau komplit dari aorta descenden di lokasi yang berdekatan dengan arteri subklavia kiri. Mayoritas dari pasien dengan transeksi aorta meninggal dalam waktu satu jam, beberapa pasien lain dapat menjalani perbaikan aorta apabila samapi di rumah sakit sesegera mungkin. 

Namun, 1% sampai 2% dari pasien tersebut, dengan traumatis aorta transeksi tidak terdiagnosis pada awalnya, dan dari kondisi pasien tersebut dapat terus berkembang menjadi pseudoaneurysms kronis di daerah tersebut. 

Aneurisma jenis ini berbeda, jenis ini biasanya saccular (berbeda dari bentuk fusiform yang biasanya terjadi), relative berbeda, dan letaknya distal dari arteri subklavia kiri. Seiring waktu kelainan ini cenderung untuk berkalsifikasi.

Lihat juga:

  1. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta)
  2. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Diseksi Aorta
  3. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Aterosklerosis
  4. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Sindrom Marfan

KELAINAN PEMBULUH DARAH BESAR (AORTA) - DISEKSI AORTA

oleh: dr. Antonius Sarwono Sandi Agus dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Diseksi aorta kronis cenderung membesar dari waktu ke waktu.

Dinding aorta yang terkena, melemah pada awalnya (yang mengarah ke diseksi), dan setelah pembedahan, lumen palsu di dinding luar menjadi makin lemah karena yang bagian pertengahan dalam lumen (flap intimal) telah robek. 

Akibatnya, pasien dengan diseksi aorta kronis beresiko tinggi untuk terbentuknya aneurisma dan perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan imaging.

Lihat juga:

  1. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta)
  2. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Trauma
  3. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Aterosklerosis
  4. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Sindrom Marfan

KELAINAN PEMBULUH DARAH BESAR (AORTA) - ATEROSKLEROSIS


oleh: dr. Antonius Sarwono Sandi Agus dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Aterosklerosis jarang menyebabkan terjadinya aneurisma aorta ascenden.

Sebaliknya, aterosklerosis merupakan penyebab dominan dari terjadinya aneurisma aorta descenden.

Aneurisma ini berasal dari distal arteri subklavia kiri. Patogenesis aneurisma aorta torakalis karena aterosklerosis dapat menyerupai aneurisma abdominalis, tapi ini belum jelas diteliti.

Lihat juga


  1. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta)
  2. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Trauma
  3. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Diseksi Aorta
  4. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Sindrom Marfan

KELAINAN PEMBULUH DARAH BESAR (AORTA) - SINDROM MARFAN

oleh: dr. Antonius Sarwono Sandi Agus dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

PENYEBAB


Terjadinya degenerasi medial kistik pada pasien muda sangat klasik terkait dengan sindrom Marfan.

Sindrom Marfan diwariskan secara autosomal dominan yang merupakan gangguan yang disebabkan oleh mutasi pada salah satu dari gen untuk fibrillin-1, yang merupakan protein struktural yang komponen utama dari mikrofibril elastin.

Hasil mutasi ini berupa penurunan dalam jumlah elastin pada aorta dinding dan hilangnya elastin yang biasanya merupakan struktur yang sangat terorganisir. Sebagai konsekuensinya, aorta menunjukkan bentukan elastisitas yang abnormal yang menyebabkan kenaikan progresif dengan kekakuan dan pelebaran.

Lihat juga:


  1. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta)
  2. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Trauma
  3. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Diseksi Aorta
  4. Kelainan Pembuluh Darah Besar (Aorta) - Aterosklerosis

Monday, December 24, 2012

INFORMED CONSENT BKJ

oleh: dr. Dudy A. Hanafy, SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)


Jika Anda, rekan atau kerabat anda mengidap penyakit jantung dan memerlukan tindakan operasi, maka leaflet berikut ini perlu dibaca dan difahami terlebih dahulu.

Dokumen ini akan memberi penjelasan tentang hal-hal penting seperti pengertian yang benar, bagaimana operasi dilakukan, apa saja persiapan minimum yang harus disiapkan, apa yang terjadi selama dan setelah operasi, perubahan apa yang normal terjadi setelah operasi, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, informasi yang diperlukan dokter dari Anda, dan persetujuan.

Informasi tentang Operasi Bedah Katup Jantung Jantung (BKJ) dapat dibaca pada leaflet BKJ ini.

Saturday, December 22, 2012

DIAGNOSIS PENYAKIT KATUP MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

1. ANAMNESIS

Keluhan dapat berupa debar-debar karena takikardia/ fibrilasi atrium, dispneu, takipneu, ortopneu, batuk darah, atau keluhan karena tromboemboli.

2. PEMERIKSAAN FISIK

Facies mitral, tril diastolik (thrill diastolic), bunyi jantung satu keras, opening snap, bising mid diastolik (mid- diastolic murmur), bising presistolik.

3. EKG

Ditemukan P mitral, deviasi aksis kanan (DAKa), Hipertropi ventrikel kanan (Vka).

4. FOTO RONTGEN DADA

Pembesaran atrium kiri (Aki), Vka, segmen pulmonal menonjol, tanda-tanda bendungan vena pulmonalis.

5. LABORATORIUM

Pemeriksaan khusus untuk menegakkan ada tidaknya rheuma aktif, leukositosis, ASTO, CRP.

6. EKOKARDIOGRAFI:

  • Dilatasi Aki, Vka , Ada tidaknya trombus di Aki
  • Dooming katup mitral, nilai skor katup mitral (Wilkin’s score)

Lihat juga:

DIAGNOSIS BANDING PENYAKIT KATUP MITRAL


oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)


Pemeriksaan auskultasi yang menyerupai stenosis mitral diantaranya :

BUNYI JANTUNG I KERAS DAN SNAPING 

Keadaan hiperkinetik

DIASTOLIK AWAL OPENING SNAP 

Miksoma Atrium kiri, konstriktif perikarditis, stenosis trikuspid.

BISING DIASTOLIK RUMBLING

Regurgitasi aorta, kardiomiopati, miokarditis, stenosis trikuspid, miksoma Atrium kiri, penyakit katup aorta, regurgitasi mitral, pirau kiri ke kanan.

BISING PREDISTOLIK KRESENDO

Regurgitasi aorta, kardiomiopati (hipertropi, restriktif), stenosis trikuspid, miksoma Aki.

Lihat juga:


  1. Diagnosis Penyakit Katub Mitral
  2. Pemeriksaan Yang Diperlukan
  3. Persiapan Pra Operasi BKJ Mitral
  4. Terapi BKJ Mitral
  5. Perawatan BKJ Mitral
  6. Masa Pemulihan BKJ Mitral
  7. Prognosis BKJ Mitral



PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

PEMERIKSAAN DASAR

  1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
  2. EKG
  3. Foto rontgen dada
  4. Laboratorium

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  1. Ekokardiografi
  2. Penyadapan jantung bila akan dilakukan valvuloplasti mitral dengan balon (BMV)
  3. Angiografi koroner bila usia > 40 tahun.

PERSIAPAN PRA OPERASI BKJ MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

1. CEK

Laboratorium umum, pemeriksaan ekokardiografi (< 6 bulan), pemeriksaan kateterisasi (< 6 bulan, jika ada), foto rontgen dada (< 1 bulan), informed consent, antibiotik profilaksis cefuroxime atau cefazolin.

2. STOP

Stop obat-obat antiplatelet / antikoagulan:
  • Aspirin, 3-7 hari sebelum operasi
  • Copidogrel, 5-7 hari sebelum operasi
  • Warfarin, 4 hari sebelum operasi

3. KONSUL

Konsul THT, konsul gigi, konsul paru, konsul interna (jika menderita DM), konsul rehabilitasi medik

4. FOKAL INFEKSI

Jika ada fokal infeksi harus diatasi terlebih dahulu dan dapat diajukan kembali operasi setelah bebas infeksi selama 5-7 hari

5. DARAH

Persiapan darah (lihat lembar persiapan darah)

Lihat juga:

TERAPI BKJ MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

A. PENGELOLAAN MEDIK

  1. Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi keluhan atau akibat-akibat adanya obstruksi katup mitral
  2. Penggunaan obat-obatan sebagai pencegahan sekunder demam reumatik
  3. Penggunaan obat-obatan sebagai pencegahan terhadap endokarditis infektif

B. INTERVENSI

  1. Intervensi non-bedah / valvuloplasti ballon mitral
  2. Intervensi bedah
  3. Konversi elektrik pada AF

INTERVENSI NON-BEDAH / VALVULOPLASTI BALLON MITRAL

INDIKASI:

Stenosis Mitral (SM) simptomatik dengan Area Katup Mitral (AKM) < 1,5 cm2, nilai skor mitral kurang 10

KONTRAINDIKASI:

  • Bukti objektif adanya trombus di LA; penderita stroke kurang dari 6 bulan
  • Regurgitasi Mitral derajad III atau lebih
  • Endokarditis infektif

INTERVENSI BEDAH

INDIKASI:

Penderita stenosis mitral simptomatis, area katup mitral < 1,5 cm2. skoring mitral 10, thrombus di atrium kiri.

REPARASI KATUP MITRAL:

Penderita yang secara teknis memungkinkan dilakukan reparasi/repair katup mitral (komisurotomi, valvulotomi, anuloplasti, rekontruksi korda/ muskulus paspilaris). Biasanya pada degenerasi myxoid dengan annulus yang melebar.

PENGGANTIAN KATUP MITRAL:

KATUP BIOPROTESA
  • Penderita muda / anak < 20 tahun, wanita yang masih ingin hamil, penderita dengan kontraindikasi antikoagulan (termasuk orang tua)
KATUP MEKANIK
  • Laki-laki, wanita yang sudah mempunyai anak cukup, penderita dianjurkan memakai antikoagulan sepanjang umur, penderita yang operasi kedua kali.

Lihat juga:

PERAWATAN BKJ MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

PENDERITA STENOSIS MITRAL

  • Penderita stenosis mitral dengan klas fungsionil III-IV perlu perawatan di ruang intensif, bila membaik bisa pindah ke ruang perawatan biasa, untuk persiapan tindakan lebih lanjut.

PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN POST OPERASI PENGGANTIAN KATUP BILEAFLET MEKANIK MITRAL

REKOMENDASI

  • Diberikan mulai hari pertama post operasi : warfarin 4 mg dengan target nilai INR 2,5-3,5
  • Pemeriksaan nilai INR dilakukan sebelum pemberian warfarin (baseline value), diulang pada hari keempat pemberian warfarin.

PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN POST OPERASI PENGGANTIAN KATUP BIOPROSTESE MITRAL

REKOMENDASI

  • Diberikan mulai hari pertama post operasi : warfarin 4 mg dengan target nilai INR 2,0-3,0
  • Pemeriksaan nilai INR dilakukan sebelum pemberian warfarin (baseline value), diulang pada hari keempat pemberian warfarin.
Pada pasien tanpa disertai faktor risiko, warfarin diberikan selama 3 bulan pertama. Jika disertai faktor resiko*), warfarin dapat diberikan lebih dari 3 bulan.

*) Faktor resiko: atrial fibrillation, left ventricular dysfunction (EF < 35%), thromboembolism sebelumnya, dan kondisi hypercoagulasi, LA enlargement > 50mm

PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN POST OPERASI MITRAL REPAIR

REKOMENDASI

  • Diberikan mulai hari pertama post operasi : warfarin dengan dosis 4 mg dengan target nilai INR 2,5. Warfarin diberikan selama 3 bulan pertama.

PENGGUNAAN ANTIPLATELET POST OPERASI PENGGANTIAN KATUP BILEAFLET MEKANIK MITRAL

REKOMENDASI

  • Pemberian aspirin dengan dosis 75-100 mg dipertimbangkan diberikan pada pasien post operasi penggantian katup mekanik atau bioprostese mitral dengan faktor resiko*), pada kondisi dimana pasien tidak dapat diberikan aspirin, dapat digantikan dengan clopidogrel dengan dosis 75 mg.

Lihat juga:



MASA PEMULIHAN BKJ MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Penderita paska vavuloplasti balon yang berhasil tanpa komplikasi dirawat 1 hari paska tindakan; bila perlu konversi listrik (DC shock) dilakukan 3 hari paska valvuloplasti balon dengan mendapat Cordaron sebelumnya.

Penderita paska operasi perbaikan / penggantian (repair / replace) katup mitral dirawat di ruang intensif 1-2 hari, kemudian ke ruang perawatan 5-7 hari paska operasi. Pemberian antikoagulan pada penggantian / repair katup mitral tergantung nilai kontrol hemostasis (thrombotest / INR).

Lihat juga

PROGNOSIS BKJ MITRAL

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Valvuloplasti dan bedah katup mitral yang berhasil mempunyai prognosis yang baik.

Lihat juga:

Friday, December 21, 2012

STENOSIS AORTA

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

DEFINISI

Stenosis Aorta/ Aortic valve stenosis (AS) merupakan keadaan dimana katup aorta menyempit. Penyempitan/obstruksi pada katup aorta menyebabkan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta terganggu.

Penyempitan Katup Aorta (Stenosis Aort)

KELUHAN

Umumnya keluhan pasien berupa:cepat lelah, nafas pendek atau sesak nafas seperti dispneu, takipneu, ortopneu, sinkop, gangguan peredaran darah otak sepintas. Kadang mengeluh sakit dada (angina pektoris).

KLASIFIKASI

Klasifikasi Pada Stenosis Aorta

REGURGITASI AORTA

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

DEFINISI

Gangguan aliran balik dari aorta ke ventrikel kiri yang bisa disebabkan oleh kelainan katup aorta atau pangkal atau keduanya.

Kegagalan Katup Aorta Menyebabkan Aliran  Balik ke Ventrikel Kiri

KELUHAN

Keluhan dapat berupa:
  1. ANAMNESIS: pusing, sinkop, sakit dada, nafas pendek, cepat capek, dispneu, takipneu, ortopneu
  2. RIWAYAT: riwayat demam reuma, riwayat trauma pada dada.

MITRAL VALVE REPLACEMENT (MVR)

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Mitral valve replacement (MVR) adalah prosedur bedah jantung yang dilakukan untuk mengganti katup mitral pasien yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi dengan katup jantung buatan (baik itu mekanik maupun bioprostetik)

MVR dilakukan pada pasien dengan katup mitral yang terlalu kaku (mitral valve stenosis) sehingga darah tidak bisa mengalir ke ventrikel kiri, atau katup mitral yang terlalu longgar (mitral valve regurgitation) sehingga darah kembali ke atrium kiri dan kembali lagi ke paru-paru.

Katup Mitral dapat terkena infeksi, pengapuran, dan kerusakan pada jaringan kolagennya karena berbagai sebab. Operasi MVR seperti juga MVr adalah operasi jantung terbuka, sehingga memerlukan mesin jantung paru (cardiopulmonary bypass).

PILIHAN

Kebanyakan katup mitral dapat diperbaiki daripada diganti, terutama pada katup mitral yang tidak terlalu rusak. Keuntungan dari repair daripada replacement selain angka kematian yang lebih rendah (1%-2% pada repair dan 6%-8% pada replacement), risiko stroke yang lebih rendah, infeksi endocardial yang lebih rendah, dan angka survival yang lebih lama.

Pasien pasien dengan pasca mitral valve repair tidak memerlukan obat pengencer darah dan pasien dapat hidup seperti pada populasi normal lainnya, sedangkan pada pasien dengan replacement/penggantian katup harus minum obat pengencer darah selama 3 bulan (bioprostetik) atau seumur hidup (mekanik). Operasi repair dan replacement juga dapat dikerjakan secara minimal invasif walaupun memerlukan waktu yang lebih lama dari prosedur konvensional.

MACAM-MACAM KATUP 

Ada dua kelompok besar katup mitral buatan: katup mekanik dan katup biologis

Katup mekanik dibuat dari logam dan pyrolytic carbon, yang bisa bertahan selama seumur hidup. Pasien dengan katup mekanik harus minum obat pengencer darah selama seumur hidup untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. 

Katup bioprosthetic adalah katup buatan yang dibuat dari jaringan hewan (sapi/babi). Pasien dengan katup bio tidak perlu minum obat pengencer darah seumur hidupnya. Namun katup bio ini hanya bertahan antara 10-15 tahun saja dan perlu diganti kembali dengan proses operasi lagi. Pemilihan jenis katup yang akan digunakan tergantung dari usia pasien, kondisi medis pasien, tempat tinggal pasien, dan kepatuhanpasien terhadap pengobatan.

Lihat juga:


  1. Kelainan Katup Mitral Stenosis (MS)
  2. Kelainan Katup Mitral Regurgitasi (MR)
  3. Kelainan Katup Mitral Valve Repair (MVr)

MITRAL VALVE REPAIR (MVr)


oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Mitral valve repair / reparasi katup mitral merupakan prosedur operasi jantung yang dilakukan oleh ahli bedah jantung untuk mengobati mitral stenosis atau mitral regurgitasi pada katup mitral.

Prinsip teknik operasi nya adalah memasukkan ring anuloplasti untuk menyangga bentuk annulus mitral, membuang beberapa bagian daun katup yang rusak, dan membuat tendon buatan untuk menyangga struktur katup.

Prosedur ini dapat dilakukan secara konvensional lewat median sternotomy, maupun non-invasive /minimal invasive.

Pendekatan secara median sternotomi berarti tulang dada dibelah dan akses untuk MVr melalui bagian tengah dada untuk mencapai jantung. Sedangkan teknik minimal invasive biasanya tidak perlu membelah tulang dada, tapi membelah sedikit bagian dari samping dada dan kaki/paha (untuk akses mesin jantung paru).

Lihat juga:


  1. Kelainan Katup Mitral Stenosis (MS)
  2. Kelainan Katup Mitral Regurgitasi (MR)
  3. Kelainan Katup Mitral Valve Replacement (MVR)

MITRAL REGURGITASI (MR)


oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

DEFINISI

Keadaan dimana ditemukan perubahan struktur apparatus katup mitral sehingga menyebabkan aliran darah dari bilik kiri kembali ke atrium kiri.
Timbulnya Aliran Darah Dari Bilik Kiri Kembali Ke Atrium Kiri

Klasifikasi

Klasifikasi pada Mitral Regurgitasi

MITRAL STENOSIS (MS)

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Mitral stenosis adalah penyakit katup mitral yang dicirikan dengan adanya penyempitan ukuran diameter katup mitral.

DEFINISI

Ditemukan pengurangan ukuran katup mitral (2 cm2) yang menimbulkan gangguan aliran darah dari atrium ke ventrikel kiri.


Penyempitan Ukuran Diameter Katup Mitral (Mitral Stenosis)

TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda terjadinya penyempitan katup mitral (MS) diantaranya adalah:
  • Gejala gagal jantung (sesak saat beraktifitas, sesak saat berubah posisi/orthopnea dan sesak di waktu malam/berdebar-debar (paroxysmal nocturnal dyspnea - PND)
  • Palpitasi
  • Nyeri dada
  • Muntah darah
  • Tromboembolisme, pada stadium lanjut menyebabkan volume atrium kiri meningkat (dilatasi), sehingga mencetuskan terjadinya atrial fibrilasi, lebih lanjut meningkatkan risiko stasis dari aliran darah, dan meningkatkan risiko terjadinya koagulasi.
  • Ascites dan edema yang menyebabkan hepatomegali (pembesaran liver) akibat kegagalan jantung kanan.
Gejala-gejala di atas semakin diperberat pada saat aktifitas/ pada pasien hamil, kelelahan, kelemahan.

PENYEBAB

Hampir semua kasus MS disebabkan oleh karena demam rematik yang secara lanjut menyebabkan penyakit jantung rematik. Penyebab lain yang lebih jarang adalah kalsifikasi dari katup mitral karena penyakit jantung bawaan /kongenital. Penyebab lain termasuk infective endocarditis dimana adanya vegetasi yang menyebabkan terjadinya stenosis.

KLASIFIKASI

Klasifikasi Pada Mitral Stenosis

INFORMED CONSENT BPAK

oleh: dr. Dudy A. Hanafy, SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Jika Anda, rekan atau kerabat anda mengidap penyakit jantung dan memerlukan tindakan operasi, maka leaflet berikut ini perlu dibaca dan difahami terlebih dahulu.

Dokumen ini akan memberi penjelasan tentang hal-hal penting seperti pengertian yang benar, bagaimana operasi dilakukan, apa saja persiapan minimum yang harus disiapkan, apa yang terjadi selama dan setelah operasi, perubahan apa yang normal terjadi setelah operasi, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, informasi yang diperlukan dokter dari Anda, dan persetujuan.

Informasi tentang Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK) dapat dibaca pada leaflet BPAK ini.

KELAINAN KATUP AORTA JANTUNG

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Katup Aorta adalah salah satu katup jantung yang secara normal memiliki tiga daun katup, walaupun pada 1% populasi memiliki 2 daun katup. Letak katup aorta ada diantara ventrikel kiri dan aorta.


Gambar 1. Pembuluh Aorta

Fungsi dan Fisiologi Katup

Saat sistol ventrikel, tekanan meningkat di ventrikel kiri, saat tekanan ventrikel kiri lebih tinggi dari tekanan aorta, katup aorta akan membuka dan darah akan mengalir dari ventrikel kiri ke aorta. Ketika sistol ventrikel berakhir, tekanan di ventrikel kiri turun secara cepat dan tekanan di aorta memaksa katup aorta untuk menutup kembali untuk mencegah darah yang sudah ada di aorta tidak kembali ke ventrikel kiri. Menutupnya katup aorta ini menimbulkan suara jantung kedua (S2).

Gambar 2. Jantung Manusia

Penyakit-Penyakit Katup Aorta


Terdapat dua kelompok besar proses yang dapat terkena pada katup Aorta. Pertama, stenosis aorta /AS (aortic stenosis) dimana katup aorta tidak dapat terbuka secara penuh, menyebabkan hambatan aliran darah keluar dari jantung. Kedua, Insufisiensi Aorta /AI/AR (aortic insufficiency/ aortic regurgitation) dimana katup aorta tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga masih ada darah balik dari aorta yang kembali ke ventrikel kiri. Kedua proses ini dapat terjadi bersamaan dalam satu individu yang sama dengan derajat yang berbeda-beda.

Penyebab tersering dari aortic stenosis termasuk demam rheuma, kalsifikasi karena proses degeneratif, dan penyakit kongenital seperti katup aorta yang bicuspid..

Penyebab tersering dari aortic regurgitation adalah pelebaran dinding aorta, riwayat penyakit rheuma sebelumnya, infeksi, seperti . infective endocarditis, degenerasi myxomatous dari katup aorta, dan Marfan's syndrome.

Lihat juga:

  1. Stenosis Aorta
  2. Regurgitasi Aorta

KELAINAN KATUP PULMONAL JANTUNG

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Katup pulmonal adalah katup semilunar yang berada diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis.


Katub Pulmonal
Katup ini memiliki 3 daun katup/cuspis. Sama dengan katup Aorta, katup pulmonal juga terbuka saat sistol ventrikel, ketika tekanan di ventrikel kanan meningkat di atas tekanan di arteri pulmonalis.

Pada akhir dari sistol ventrikel, ketika tekanan di ventrikel kanan menurun secara cepat, tekanan di arteri pulmonalis akan menutup katup pulmonal dan mencegah darah yang sudah masuk ke arteri pulmonalis untuk kembali ke ventrikel kanan. Menutupnnya katup pulmonal ini menimbulkan suara jantung kedua (S2).

Lihat juga:

  1. Pengenalan PKJ
  2. Kelainn Katup Mitral
  3. Kelainan Katup Triskupid
  4. Kelainan Katup Aorta

KELAINAN KATUP TRISCUPID JANTUNG

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Katup Tricuspid adalah katup jantung yang terletak di sebalah kanan, diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup tricuspid yang normal memiliki 3 daun katup /cuspis dan terhubung pada otot papilaris melalui chordae tendineae, yang ada di ventrikel kanan.
Katup Triscupid (sumber: Wikipedia)

Penyakit Katup Tricuspid

Regurgitasi / kebocoran katup juga dapat terjadi pada katup Tricuspid walaupun tidak sesering pada katup mitral.

Katup tricuspid dapat terinfeksi (infetive endocarditis), biasanya pada pengguna obat intra vena, yang menyuntikkan narkotik/obat lain dan masuk ke jantung kanan. Kuman yang sering menginfeksi adalah S. aureus.

Katup tricuspid juga dapat terserang karena demam rheuma, yang mengakibatkan tricuspid stenosis atau tricuspid insufficiency (tricuspid regurgitation). Pada beberapa pasien yang lahir dengan kelainan pada katup tricuspid diantaranya adalah Ebstein's anomaly dimana letak katup tricuspid tidak persis di tempat aslinya, dan sering menyebabkan tricuspid regurgitation.

Lihat juga:

Wednesday, December 19, 2012

KELAINAN KATUP MITRAL JANTUNG

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Katup Mitral (juga disebut sebagai katup bicuspid / katup atrioventrikuler kiri) merupakan katup yang ada di dalam jantung yang terdiri dari dua daun katup. Katup mitral merupakan katup jantung yang memisahkan anatara serambi kiri dan bilik kiri). Katup mitral dan katup trikuspid merupakan katup atrioventricular karena terletak diantara serambi dan bilik jantung, dan keduanya mengendalikan laju aliran darah.

Saat diastole, katup mitral yang berfungsi normal akan membuka akibat tekanan yang meningkat dari atrium kiri yang terisi oleh darah (preload). Ketika tekanan atrium meningkat di atas ventrikel kiri, katup mitral membuka sehingga darah mengalir secara pasif menuju ventrikel kiri. Diastole berakhir saat kontraksi atrium memompa 20% darah sisa dari atrium kiri ke ventrikel kiri, yang disebut sebagai end diastolic volume (EDV), dan katup mitral menutup saat akhir dari kontraksi atrium untuk mencegah agar aliran darah tidak kembali ke jantung

ANATOMI


Katup Mitral (bicuspid valve) Letaknya di Jantung (antara Atrium dan Ventrikel Kiri)
Rata2 ukuran katup mitral adalah 4–6 cm². Katup mitral memiliki dua daun katup/leaflet (anteromedial leaflet dan posterolateral leaflet). Katup dibatasi oleh cincin katup yang dinamakan mitral valve annulus. Katup anterior melingkupi 2/3 area katup mitral, dan sisanya oleh katup posterior. Katup katup ini dijaga oleh tendon yang melekat di bagian posterior katup, mencegah agar katup tidak prolaps. Tendon ini dinamakan chordae tendineae.

Chordae tendineae menempel ujungnya pada otot papilaris (papillary muscles) dan pada katup. Otot papilaris sendiri merupakan penonjolan dari dinding ventrikel kiri. Ketika ventrikel kiri berkontraksi , tekanan intraventrikuler memaksa katup mitral untuk menutup. Tendon menjaga agar leaflet tetap sejajar satu sama lain dan tidak bocor ke arah atrium.

FISIOLOGI NORMAL

Saat diastole ventrikel kiri, setelah tekanan berkurang di ventrikel kiri karena relaksasi otot ventrikel , katup mitral membuka dan darah dari atrium kiri mengalir menuju ventrikel kiri.sebanyak 70-80% darah mengalir melalui fase early filling dari ventrikel kiri (bergerak karena perbedaan tekanan).

Kontraksi dari atrium kiri (left atrial systole) yang bersamaan dengan diastole ventrikel kiri, menyebabkan sisa darah yang masih ada di atrium kiri segera mengalir ke ventrikel kiri. Ini juga disebut sebagai atrial kick.
Annulus / cincin dari katup berubah-ubah bentuk dan ukurannya saat siklus jantung berlangsung. Bentuknya mengecil saat sistol atrium karena kontraksi atrium kiri. Gangguan pada annulus, katup dan struktur penyangga katup mitral dapat membuat katup mitral bocor (regurgitasi/insufisiensi) atau menyempit (stenosis).

Lihat juga:


Tuesday, December 18, 2012

PENGENALAN PENYAKIT KELAINAN KATUP JANTUNG

oleh: Dr. Gusti Reza dan dr. Dudy A. Hanafy,SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

Penyakit katup jantung adalah semua penyakit yang melibatkan satu atau lebih dari satu jenis katup yang ada di jantung (katup aorta dan mitral di jantung kiri, dan katup pulmonal serta tricuspid di jantung kanan). Penyakit katup jantung biasanya merupakan penyakit kongenital (dibawa sejak lahir) atau didapat (karena beberapa sebab yang terjadi setelah kelahiran). Penatalaksanaan penyakit katup jantung dapat berupa pengobatan secara medis, tapi bila sudah semakin parah maka harus dilakukan operasi, berupa perbaikan atau penggantian katup (repair atau replacement).


Gambar Irisan Jantung dan Aliran Darah

Beberapa Penyebab Kelainan pada Katup Jantung


Displasia

Displasia katup adalah gangguan pada perkembangan katup yang ada di jantung (biasa terkena satu atau lebih katup jantung). Kelainan yang sering terjadi adalah tetralogy of Fallot, dimana kelainan ini terdiri dari empat macam abnormalitas dengan salah satunya adalah penyempitan /stenosis  dari katup pulmonal. Ebstein's anomaly  merupakan abnormalitas katup tricuspid.

Penyakit Jantung Rematik

Penyakit katup jantung yang disebabkan oleh demam rhema disebut juga "rheumatic heart disease". Pada negara-negara berkembang (termasuk di Indonesia), innsiden terjadinya penyakit jantung rematik masih sangat tinggi, dan semakin berkurang pada negara-negara maju. Hal ini berhubungan erat dengan angka penyakit infeksi dan penatalaksanaan infeksi yang lebih baik di Negara maju. 

Inflamasi

Inflamasi / radang pada katup jantung apapun penyebabnya disebut sebagai endocarditis; kebanyakan
disebabkan oleh infeksi bakteri, biasa juga akibat kanker (marantic endocarditis), atau beberapa keadaan autoimun (Libman-Sacks endocarditis) dan hypereosinophilic syndrome (Loeffler endocarditis). Beberapa obat yang berkaitan dengan munculnya penyakit katup jantung adalah ergotamine seperti pergolide dan cabergoline.

Lihat juga:

  1. Kelainan Katup Mitral
  2. Kelainan Katup Triskupid
  3. Kelinan Katup Aorta
  4. Kelainan Katup Pulmonal

Wednesday, December 12, 2012

OPERASI JANTUNG


SEBAGAI PENANGANAN PENYAKIT JANTUNG TERKINI

oleh: dr. Dudy A. Hanafy, SpBTKV
(hanafymedical@gmail.com)

PENGANTAR

        Serangan jantung diakui merupakan pengalaman tak terlupakan yang mengerikan oleh mereka yang pernah mengalaminya. Nyeri dada hebat hingga sensasi layaknya hendak mati kemudian mencetuskan perasaan panik. Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu sejak jauh-jauh hari cara menyikapinya berdasarkan perkembangan ilmu kedokteran terkini. Serangan jantung itu sendiri terjadi akibat pembentukan “plak aterosklerosis” di dinding dalam arteri koroner, yaitu arteri yang memberi asupan nutrisi dan oksigen kepada otot jantung. Pembentukan plak ini dipercepat oleh adanya aktivitas merokok, riwayat penyakit jantung dalam keluarga, stres, kurang berolahraga, maupun penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, serta peningkatan kadar kolesterol serta pola makan yang tidak baik.
        Gejala yang dialami berupa nyeri dada hebat yang menjalar ke arah leher, rahang serta lengan kiri dengan sensasi seperti rasa ditekan atau ditindih, ditusuk, maupun diperas. Bila berhenti beraktivitas, sensasi ini akan langsung hilang atau berkurang. Bagaimanapun, pada pasien tertentu, misalnya penderita Diabetes Mellitus, nyeri dada yang khas tersebut tidak timbul (silent angina). Akibat lanjut yang terjadi adalah kematian sel-sel otot jantung.
        Berpegang pada kaidah bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, langkah paling dini dan paling utama yang dapat dilakukan adalah melancarkan gaya hidup sehat. Menjaga asupan makanan, berolahraga secara teratur dan berhenti merokok adalah tiga anjuran yang paling sering dielu-elukan. Namun, godaan modernisasi gaya hidup menjadikannya sulit bahkan cenderung mustahil untuk dilakukan. Lantas apakah yang dapat dilakukan bila PJK (penyakit jantung koroner) sudah terlanjur menghinggapi Anda.        

PILIHAN TINDAKAN

        Secara garis besar, dokter akan menganjurkan pemberian obat-obatan, Percutaneus Coronary Intervention (PCI), serta Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK). Pemberian obat bertujuan melebarkan pembuluh darah koroner dan mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung. Apabila penyempitan pembuluh darah koroner tersebut pendek dan tidak pada pencabangan, dapat dilakukan PCI. Salah satu jenis PCI adalah balonisasi, tindakan memasukkan kateter balon melalui kawat penuntun di pembuluh darah koroner yang sempit untuk kemudian dilebarkan  dengan cara mengembangkan balon dari luar. Setelah pembuluh darah melebar dapat dipasangkan stent untuk mencegah penyumbatan kembali. 
        Apabila terdapat cukup banyak penyempitan, langkah yang dapat ditempuh adalah operasi jantung yang populer dengan sebutan BPAK (Gambar 1) atau dikenal juga sebagai Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan bertujuan membuat saluran pintas pada pembuluh darah yang tersumbat melalui tindakan operasi. Memang benar bahwa pada dasarnya operasi jantung tergolong prosedur yang rumit dan canggih. Sejumlah besar tenaga ahli dibutuhkan untuk menjamin kelancaran operasi. 

Gambar 1. Coronary Artery Bypass
        Prosedur pembedahan dimulai dengan pembiusan umum oleh dokter anestesi. Kemudian, pembuluh darah yang akan dipasang di jantung diambil dari pembuluh arteri di kaki, vena di kaki, atau arteri di lengan. Dokter bedah memulai sayatan di garis tengah dada, mulai dari kulit hingga menggergaji tulang dada. Kemudian rongga dada dilebarkan dengan menggunakan retraktor (Gambar 2). Apabila mesin jantung paru digunakan, jantung akan dihubungkan dengan mesin tersebut dan zat kardioplegik dimasukkan. Zat kardioplegik akan membuat jantung berhenti berdenyut sementara dan mesin jantung paru mengambil alih fungsi kedua organ vital itu. 

Gambar 2. Sayatan dan Retraktor
        Pangkal pembuluh darah baru akan disambungkan ke aorta (pembuluh darah utama yang keluar dari jantung), sedangkan ujungnya disambungkan ke bagian arteri koroner sesudah sumbatan. Setelah itu jantung dibuat berdenyut kembali sehingga mesin jantung paru dapat disapih. Bila kerja jantung dan paru sudah kembali stabil, dinding dada akan ditutup dan tulang dada disambung kembali menggunakan kawat khusus.
        Bagaimanapun perkembangan teknologi kedokteran saat ini memungkinkan dilakukannya operasi tanpa menggunakan mesin tersebut (Off Pump CABG). Jantung dapat terus berdenyut sementara tim dokter memanipulasi pembuluh darah yang tersumbat.

PENUTUP

        Sayangnya, seiring dengan perkembangan PCI, muncul anggapan yang salah tentang operasi jantung. PCI menawarkan kepada pasien alternatif untuk sembuh tanpa melalui prosedur pembedahan yang notabene bersifat invasif. Bagaimanapun penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua keadaan mengizinkan dilakukannya PCI. 
        Selain itu, banyak pula penelitian yang mempelajari tingkat kematian dan kesakitan pada keadaan yang memungkinkan pasien untuk memilih dilakukannya prosedur PCI atau pembedahan. Penelitian-penelitian yang dimaksud antara lain telah dimuat di jurnal Circulation tahun 2008 mengenai keamanan dan efektivitas PCI dan operasi BPAK untuk PJK yang melibatkan banyak pembuluh darah. 
        Sejak awal, operasi BPAK tetap merupakan standar baku untuk mengobati kelainan arteri koroner yang melibatkan banyak pembuluh darah. Hal ini terutama disebabkan oleh normalnya kembali aliran darah di arteri koroner secara total sehingga kebutuhan akan adanya prosedur ulangan setelah lima tahun adalah jauh lebih rendah dibandingkan dengan PCI (statistik: PCI 29%, sedangkan BPAK hanya 7,9%). 
        Diketahui pula bahwa untuk jangka panjang, operasi BPAK adalah lebih menguntungkan ditimbang dari segi kemungkinan munculnya gangguan jantung dan serebrovaskular yang berat seperti stroke.

BAHAN DISKUSI MAHASISWA

        Jika dihadapkan pada kondisi indifferent, yaitu kondisi dimana pilihan PCI dan BPAK memberikan hasil yang terlihat hampir sama, sebagai profesional lalu apa saran Anda? Coba jelaskan disini.

Sekian.